Ketika kita membicarakan
tentang cinta..
Masih
pagi sekali, bahkan matahari belum muncul.. Lis sudah menemukan sesuatu yang
lain di depan meja. “mungkin ini surat dari Pak Lurah..” fikirnya walaupun hati penasaran dengan isi surat itu. Tengok kanan dan kiri, tidak ada yang melihat ia
langsung membawa surat itu kekamar
dan mulai membacanya.
Ketika
malam datang dan awan menjadi mendung
Ketika
perasaan ini sudah tak lagi terbendung
Hanya
bisa diam dan duduk termenung
Aku
lebih parah daripada orang yang kena tenung
Jiwa ini terasa terbelenggu
Ingin
katakan tapi aku ragu
Berusaha menjagamu selalu
Kan
ku katakan walaupun malu
I Love you..
Neneknya
masuk kedalam kamar. Lis tak menyadari ketika Neneknya datang, ia hanya sibuk
memperhatikan surat itu. Ia teringat masa
– masa SMA saat Dul menyatakan perasaannya ke Lis dan dia menyatakan
perasaannya juga. Nenek tersenyum “ sahur dulu ndok..”, tangannya meraih paha Lis. Lis terperanjat “ iya.. ya..
mbah..” jawabnya dan mengikuti keinginan neneknya.
***
“hari yang suci untuk mengungkapkan keinginan yang suci”, kata Sri kepada Lis. Lis hanya tertunduk dan menahan senyum.
Mereka duduk santai di ruang tamu depan. Angin sepoi – sepoi menggerakkan dahan
dan rambut mereka. Angin itu menembus ruang cendela.
Lis
mengangkat kepalanya, “terus aku harus
bagaimana?” tanyanya. “ngga sulit, jawab aja apa yang kamu ingin sampaikan
kepadanya. Jangan buat dia menunggu”, Sri menjelaskan sembari tangannya menyentuh pundak Lis.”baiklah ntar aku
jawab nanti malam, tapi aku kan ngga bisa buat puisi.. “ jawabnya lirih.
“ ya jawab aja.. terserah kamu gimana..” Sri menjelaskannya. “ yakinlah.. kamu
pasti bisa..” dua jempolnya
diacungkan ke Lis. Ia hanya mengangguk – anggukkan kepalanya.
***
Duung.. duung.. duung..
Maghrib
pun tiba. Dal yang sengaja main kerumah Dul penasaran
dengan usahanya kali ini. “Gimana hasilnya,
Dul? Udah ada jawaban belum?” tanyanya serius. “Belum, dari tadi aja aku dah
sering lewat depan rumahnya tapi ngga ada tanda – tanda.” Jawab Dul tenang. “
tapi gimana caranya kamu naruh surat itu? Tanya Dal heran. “Hehee.. ngga sulit.. habis aku nulis surat itu,
aku main agak malem ke rumahnya. Waktu itu aku ketemu neneknya terus bilang aja.. ini ada surat buat Lis.. gitu deh..”, jelas dul. Dal
mengernyitkan dahinya “terus neneknya tanya aneh – aneh ngga?”, tanya Dal
penasaran. “ ngga.. dia Cuma ngeliat sebentar
terus masuk aja..” terang Dul. “Oke kalo
gitu, aku juga pengen tau hasilnya..” kata Dal sambil meneguk Es Marimas yang
sudah dibeli dari tadi siang
Tidak
terasa kalau waktu sudah masuk isya.
Mereka berdua sudah bersiap berangkat ke masjid. Ditengah perjalanan, mereka
bertemu dengan Sri dan Lis. Sri dan Lis tampak tersenyum saat bertemu mereka. “Apa yang akan terjadi ?“, pikir Dul.
***
Solat terawih sudah selesai. Tampak Lis dan Sri
beranjak pulang.”kamu ngga ngaji dulu ?”, tanya Gina.” Ngga lah, aku ada urusan
aku langsung pulang ja.. “, jawab Lis. Dal dan Dul memperhatikan dari tadi.
Padahal rencana mereka berdua malam
ini mau mengaji sambil menunggu jawaban
dari Lis. Melihat Lis mau pulang, Dul berdiri dan berajak pulang namun dicegah
oleh Gina. “Ini ada sesuatu dari Lis..”, kata Gina. Sebuah surat pikir Dul. Dal tersenyum
ke Dul dan matanya memberi tanda
untuk mengajaknya ke pinggir masjid.
“
Cepat buka Dul..” perintah Dal. Dul
mencoba menerawang isinya. Karna penasaran Dul mulai menyobek ujung amplop dan mengeluarkan isinya. Surat itu dibuka perlahan oleh Dul. Mereka pun mulai membacanya.
“Qul huwallahhu ahad,
Allahus somad, lam yalid walam yulad, walam yakullahu kufuwan ahad..”,
“ini
kan surat Al-ikhlas Dal”, tukas Dul.
Dal menunduk dan tangannya menarik – narik janggutnya. “aku pikir jawabannya ada dua diantara dua kemungkinan”, terang Dal. Dul
penasaran dan langsung bertanya,” apa
itu?”
“dia ingin kamu belajar
ikhlas atau dia menerima kamu dengan ikhlas..“ terang Dal.
Para
remaja dalam masjid tertawa lirih
mendengar jawaban Dal. Rupanya mereka menguping
pembicaraan mereka dipinggir Masjid termasuk Gina. Gina yang sudah selesai
mengaji melambaikan tangan. Dal dan
Dul memasang wajah bingung dan segera
masuk masjid untuk menemui Gina dan mengaji bersama yang lainnya.